Juru Bicara Hizbullah Mohammed Afif Tewas dalam Serangan Israel di Beirut

Juru Bicara Hizbullah Mohammed Afif Tewas dalam Serangan Israel di Beirut

Tuban Pos – Juru bicara Hizbullah, Mohammed Afif, dilaporkan tewas akibat serangan udara Israel yang menghantam markas besar Partai Baath di kawasan Ras al-Naba, Beirut, pada Minggu, 17 November 2024. Konfirmasi mengenai kematian Afif datang dari kelompok militan Lebanon tersebut, yang menyatakan bahwa serangan itu merupakan bagian dari eskalasi kekerasan yang sedang berlangsung antara Israel dan Hizbullah, yang semakin intensif belakangan ini. Insiden tersebut menggambarkan betapa seriusnya dampak dari serangan ini, baik bagi kelompok tersebut maupun bagi kota Beirut secara keseluruhan.

Menurut laporan dari Kantor Berita Nasional Lebanon (NNA), serangan Israel tersebut menewaskan empat orang, termasuk Afif, dan melukai setidaknya 14 orang lainnya. Meski identitas korban lainnya tidak disebutkan, peristiwa ini semakin memperburuk situasi yang sudah sangat tegang di Lebanon. Afif, yang selama ini dikenal sebagai salah satu wajah publik Hizbullah, terakhir kali terlihat pada Senin, 11 November 2024, ketika ia mengadakan konferensi pers di pinggiran selatan Beirut, wilayah yang selama ini menjadi markas besar Hizbullah.

Markas besar Partai Baath yang menjadi sasaran serangan tersebut mengalami kerusakan yang sangat parah. Partai Baath Lebanon, yang memiliki hubungan dekat dengan Partai Baath Suriah di bawah kepemimpinan Presiden Bashar Al-Assad, adalah sekutu utama Hizbullah. Markas tersebut terletak di kawasan yang strategis, menghubungkan bagian barat dan timur Beirut serta menjadi jalan utama menuju bandara internasional Beirut. Posisi markas ini membuatnya menjadi sasaran yang signifikan dalam pertempuran yang sedang berlangsung.

Serangan ini adalah bagian dari rangkaian serangan militer yang semakin meningkat di Beirut dalam seminggu terakhir. Militer Israel mengklaim bahwa serangan ini dilakukan untuk menanggapi aktivitas Hizbullah, yang mendukung kelompok Hamas sejak serangan 8 Oktober 2023. Hizbullah, yang sudah lama terlibat dalam konflik dengan Israel, dianggap oleh negara Yahudi sebagai ancaman besar di perbatasan utara mereka. Israel menyebutkan bahwa tujuan utama serangan ini adalah untuk memulihkan keamanan dan mengusir kembali puluhan ribu warga yang terpaksa mengungsi akibat serangan Hizbullah.

Sejak Israel melancarkan serangan udara besar-besaran dan invasi darat di selatan Lebanon pada akhir September 2024, jumlah korban tewas di Lebanon telah mencapai lebih dari 3.400 orang. Dari jumlah tersebut, sedikitnya 2.600 orang tewas sebagai akibat dari serangan udara Israel yang intensif. Selain itu, sekitar 1,2 juta orang terpaksa mengungsi akibat konflik yang terus memanas ini. Serangan-serangan ini juga mempengaruhi masyarakat Lebanon secara luas, menciptakan ketegangan dan ketidakpastian di tengah upaya internasional yang dipimpin oleh Amerika Serikat untuk mencapai gencatan senjata.

Kematian Mohammed Afif menambah daftar panjang korban yang jatuh dalam konflik yang semakin memburuk antara Israel dan Hizbullah. Meskipun serangan terhadap Hizbullah bertujuan untuk merespons serangan-serangan kelompok tersebut yang mendukung Hamas, terutama sejak dimulainya konflik besar di Gaza, dampak dari serangan ini terasa sangat besar bagi masyarakat Lebanon. Selain kerugian materiil yang ditimbulkan, serangan-serangan ini semakin memperburuk kondisi kemanusiaan di Lebanon yang sudah sangat rapuh.

Konflik ini juga menyoroti ketegangan yang semakin meningkat di Timur Tengah, dengan dampak yang jauh melampaui batas negara. Dunia internasional terus menekan untuk mencari solusi yang dapat menghentikan kekerasan ini dan mencegah semakin banyaknya korban jiwa, namun hingga kini, jalan menuju perdamaian masih belum terlihat jelas.

You might like

About the Author: admin 2

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *