
Tuban Pos – Netflix (NFLX) mengalami lonjakan harga saham yang signifikan setelah kesuksesan besar dalam menyiarkan pertarungan tinju antara Jake Paul dan Mike Tyson pada Sabtu, 16 November 2024. Pertarungan ini menarik perhatian lebih dari 60 juta rumah tangga, sebuah pencapaian yang tidak hanya memperlihatkan daya tarik siaran langsung Netflix, tetapi juga memperkuat potensi besar perusahaan dalam mengembangkan program siaran langsungnya.
Pada Senin, 18 November 2024, saham Netflix tercatat naik sebesar 2,8 persen, berakhir di harga 847,05 USD. Pada sesi pasar berikutnya, harga saham perusahaan kembali mengalami kenaikan, kali ini sebesar 2,9 persen, dan ditutup pada 871,32 USD. Lonjakan harga saham ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap masa depan Netflix, khususnya terkait kemampuannya dalam menarik perhatian audiens melalui acara siaran langsung yang inovatif.
Keberhasilan siaran pertarungan Paul-Tyson ini diikuti dengan pengumuman penting lainnya dari Netflix. Perusahaan ini mengungkapkan bahwa pada 25 Desember 2024, mereka akan menyiarkan pertandingan NFL antara Houston Texans dan Baltimore Ravens, yang juga akan diiringi dengan penampilan superstar Beyonce dalam halftime show. Ini menandakan semakin seriusnya Netflix dalam mengembangkan program siaran langsung yang tidak hanya terbatas pada acara olahraga, tetapi juga hiburan besar lainnya yang dapat menarik audiens lebih luas.
Melalui lonjakan jumlah penonton tersebut, beberapa analis Wall Street mulai memberi perhatian lebih pada potensi pertumbuhan Netflix. Menurut laporan dari *Investor’s Business Daily (IBD)*, sejumlah analis mulai menaikkan target harga saham Netflix. James Heaney dari Jefferies, misalnya, mempertahankan rekomendasi beli untuk saham Netflix dan meningkatkan target harga dari 800 USD menjadi 1.000 USD. Heaney menilai bahwa pencapaian lebih dari 60 juta rumah tangga yang menonton pertarungan antara Paul dan Tyson menunjukkan potensi besar untuk strategi acara langsung Netflix, yang dapat menarik pendapatan iklan dari pasar TV linier senilai lebih dari USD 50 miliar (sekitar Rp 789 triliun).
Heaney menambahkan bahwa pencapaian tersebut—yang mewakili sekitar 20 persen dari total pelanggan global Netflix yang berjumlah 283 juta—dapat dianggap sebagai terobosan penting dalam strategi acara langsung Netflix. Hal ini juga dapat menjadi katalis untuk menarik dana iklan yang sangat besar dari pasar TV tradisional, yang selama ini didominasi oleh saluran-saluran penyiaran konvensional.
Selain itu, Alicia Reese dari Wedbush Securities juga menaikkan target harga saham Netflix menjadi 950 USD dari sebelumnya 800 USD. Reese menyatakan bahwa Netflix berada di jalur yang tepat untuk mempercepat kontribusi pendapatan dari iklan dengan menambahkan lebih banyak acara langsung, memperbaiki solusi periklanan, dan menjalin kemitraan baru. Ia juga memprediksi bahwa pendapatan dari iklan akan menjadi penggerak utama pertumbuhan Netflix pada tahun 2026 mendatang. Netflix semakin fokus pada strategi ini dengan perencanaan untuk menyiarkan acara gulat profesional WWE Raw mulai Januari 2024, yang diharapkan dapat menarik audiens lebih beragam.
Terakhir, Kenneth Leon dari CFRA Research juga memberikan pandangan positif tentang saham Netflix, mempertahankan rekomendasi beli dan menaikkan target harga saham menjadi 925 USD dari 810 USD. Leon menyoroti bahwa kemampuan Netflix dalam menyiarkan acara olahraga langsung yang menarik perhatian pelanggan global menunjukkan bahwa perusahaan ini memiliki potensi besar dalam menciptakan program-program siaran langsung yang dapat menggaet audiens luas. Meskipun iklan masih berada di tahap awal, Leon percaya bahwa iklan akan menjadi pendorong utama pendapatan perusahaan pada tahun 2026.
Dengan semakin meningkatnya jumlah acara siaran langsung yang diselenggarakan oleh Netflix, perusahaan ini diprediksi akan terus tumbuh dan menjadi pemain utama dalam industri hiburan digital. Terobosan siaran langsung seperti pertarungan Paul-Tyson dan siaran olahraga besar lainnya akan memberikan Netflix peluang untuk mengembangkan model bisnis baru, dengan pendapatan iklan sebagai salah satu sumber utama. Ke depan, strategi ini bisa menjadi landasan penting bagi Netflix untuk terus berkembang dan bersaing di pasar hiburan global yang semakin kompetitif.