
Tuban Pos – Kementerian Pertanian (Kementan) meluncurkan program Brigade Swasembada Pangan untuk mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan serta meningkatkan produktivitas pertanian guna mencapai swasembada pangan di Indonesia. Program ini bertujuan untuk mengubah sistem pertanian tradisional yang selama ini digunakan oleh petani, menjadi pertanian yang lebih modern dan efisien. Diharapkan, dengan transformasi ini, sektor pertanian di Indonesia akan semakin produktif dan dapat menyuplai kebutuhan pangan dalam negeri serta meningkatkan kesejahteraan petani.
Kepala BPPSDMP Kementan, Idha Widi Arsanti, menjelaskan bahwa untuk bergabung dengan Brigade Swasembada Pangan, calon petani harus terlebih dahulu mengunjungi dinas pertanian yang ada di tingkat Kabupaten/Kota atau Provinsi. Di sana, mereka akan mendapatkan informasi lebih lanjut dan akan diarahkan kepada pendamping atau mentor yang ditunjuk oleh Kementan. Proses pendaftaran ini bertujuan agar setiap petani yang bergabung mendapatkan bimbingan yang tepat, dari tahap awal hingga tahap pengelolaan lahan.
Idha menambahkan bahwa petani yang tergabung dalam Brigade Swasembada Pangan memiliki peluang untuk memperoleh pendapatan yang sangat menguntungkan. Setiap petani dapat menghasilkan lebih dari Rp10 juta per bulan, dengan perhitungan yang didasarkan pada hasil produksi dan penjualan gabah kering giling (GKG) yang mencapai harga Rp6000 per kilogram. Ini bukanlah gaji tetap, melainkan pendapatan dari hasil penjualan produk pertanian yang dikelola oleh Brigade. Selain itu, ada juga pembagian keuntungan lainnya, seperti bagi hasil 20% untuk lapangan usaha. Dengan skema ini, setiap anggota Brigade Swasembada Pangan dapat memperoleh pendapatan yang signifikan, yang diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup mereka.
Skema yang diterapkan dalam program ini tidak hanya berfokus pada pendapatan petani, tetapi juga bertujuan untuk mengurangi biaya produksi. Idha menjelaskan bahwa pemerintah telah merancang skema pertanian modern yang dapat mengurangi biaya produksi hingga 50%. Untuk mendukung hal ini, pemerintah akan memberikan hibah berupa alat mesin pertanian kepada setiap kelompok Brigade Swasembada Pangan. Dengan adanya bantuan alat mesin pertanian tersebut, proses produksi akan lebih efisien, dan petani dapat mengurangi biaya operasional yang selama ini menjadi beban. Tidak hanya itu, pemerintah juga akan menyediakan benih dan pupuk yang diperlukan untuk mendukung kelancaran produksi.
Idha menekankan bahwa untuk menjadi bagian dari Brigade Swasembada Pangan, terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi, terutama bagi petani milenial. Kriteria utama yang harus dimiliki adalah kejujuran, prinsip yang kuat, dan komitmen untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Program ini juga mengutamakan petani yang memiliki semangat untuk maju dan siap untuk bertransformasi menuju pertanian modern. Selain itu, Brigade Swasembada Pangan juga memerlukan lahan yang cukup luas untuk dikelola, yang diperkirakan sekitar 200 hektare melalui pola kemitraan dengan pihak lain.
Program ini telah menarik perhatian banyak pihak, terbukti dengan total pendaftar yang mencapai sekitar 23 ribu orang dari berbagai latar belakang. Mereka tertarik untuk bergabung dengan Brigade Swasembada Pangan karena peluang yang ditawarkan, baik dari segi pendapatan yang menggiurkan maupun dari sisi peningkatan kemampuan dalam mengelola pertanian. Setiap petani yang tergabung akan didampingi oleh aparatur sipil negara (ASN) yang ditugaskan khusus untuk membimbing proses produksi mereka. Dukungan ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap petani yang bergabung dapat mengelola lahan mereka dengan baik, serta menghasilkan produk pertanian yang berkualitas dan efisien.
Dengan adanya program Brigade Swasembada Pangan ini, diharapkan Indonesia dapat segera mewujudkan swasembada pangan dan bahkan menjadi lumbung pangan dunia. Kementerian Pertanian berharap, dengan dukungan teknologi, modernisasi pertanian, dan pengelolaan yang baik, petani Indonesia bisa menghasilkan pangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, sekaligus memperbaiki taraf hidup mereka. Program ini diharapkan tidak hanya mengatasi masalah kemiskinan dan pengangguran di pedesaan, tetapi juga menciptakan sistem pertanian yang lebih berkelanjutan dan produktif, sehingga Indonesia bisa mandiri dalam hal pangan.