
Tuban Pos – Dalam uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) calon pimpinan (capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang digelar di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, pada Minggu, 18 November 2024, Poengky Indarti, salah satu calon pimpinan KPK, mengangkat isu mengenai integritas para pejabat KPK. Poengky menyoroti kasus yang melibatkan mantan Ketua KPK yang kini menjadi tersangka dalam dugaan pemerasan, sebagai contoh nyata dari hilangnya integritas di lembaga antirasuah tersebut.
Dalam sesi uji kelayakan, Poengky menjawab berbagai pertanyaan yang dilontarkan oleh Anggota Komisi III DPR RI terkait tingkat kepercayaan publik terhadap KPK yang semakin menurun. Menurut Poengky, salah satu kritik utama yang dilayangkan oleh masyarakat adalah terkait masalah integritas, terutama di kalangan pimpinan KPK. “Yang menjadi kritik masyarakat, yang kami ketahui adalah permasalahan terkait integritas,” ujar Poengky.
Ia menjelaskan bahwa kehilangan kepercayaan publik terhadap KPK terjadi karena adanya sejumlah kasus yang melibatkan pimpinan KPK sendiri. Poengky menggarisbawahi bahwa jika pimpinan KPK memiliki integritas yang baik dan kuat, maka tidak mungkin terjadi kasus yang memalukan seperti dugaan pemerasan yang melibatkan mantan Ketua KPK. “Integritasnya malah bermasalah. Bahkan ada pimpinan yang diperiksa karena melanggar kode etik, dan ada yang menjadi tersangka dalam kasus tindak pidana pemerasan,” tegas Poengky.
Kasus yang disinggung Poengky adalah kasus dugaan pemerasan yang melibatkan mantan Ketua KPK, Firli Bahuri. Firli diduga melakukan pemerasan terhadap mantan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, dalam kaitannya dengan penanganan kasus korupsi di kementerian tersebut. Kasus ini mencuat ke publik dan mendapat sorotan tajam karena melibatkan pejabat tinggi lembaga antikorupsi yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam memberantas korupsi.
Menurut Poengky, kasus ini tidak hanya berdampak pada citra buruk bagi individu yang terlibat, tetapi juga mencederai kepercayaan publik terhadap KPK sebagai institusi. “Ini kan sangat memalukan. Kondisi ini membuat masyarakat menjadi tidak percaya pada KPK,” ujarnya. Ia menegaskan bahwa untuk memulihkan kepercayaan publik, pimpinan KPK di masa mendatang harus memiliki komitmen kuat terhadap integritas dan transparansi.
Pernyataan Poengky ini muncul sebagai respons terhadap Anggota Komisi III DPR RI Fraksi Gerindra, Muhammad Rofiqi, yang mengungkapkan bahwa berdasarkan survei dari berbagai lembaga, KPK kini berada di posisi terendah terkait tingkat kepercayaan publik dibandingkan lembaga penegak hukum lainnya. “Kita tahu sekarang KPK berada di titik nadir. Beberapa lembaga survei, termasuk Litbang Kompas, menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap KPK berada paling bawah di antara lembaga penegak hukum lainnya,” ujar Rofiqi.
Hal serupa juga disampaikan oleh Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Nasdem, Lola Nelria Oktavia. Ia menilai bahwa kepercayaan masyarakat terhadap KPK saat ini sangat tipis. “Masyarakat sudah benar-benar tidak ada rasa kepercayaan, atau tipis sekali, terhadap KPK,” ungkap Lola. Pernyataan kedua anggota dewan ini mencerminkan kekhawatiran yang semakin meluas tentang efektivitas dan kredibilitas KPK dalam menjalankan tugas pemberantasan korupsi.
Pada kesempatan yang sama, Komisi III DPR RI juga mengumumkan 20 nama calon pimpinan (capim) dan calon anggota Dewan Pengawas (Cadewas) KPK yang akan mengikuti proses uji kelayakan dan kepatutan. Dari 20 nama tersebut, terdapat 10 calon pimpinan KPK dan 10 calon anggota Dewan Pengawas untuk masa jabatan 2024-2029. Proses seleksi ini diadakan secara bertahap dengan 4-5 peserta mengikuti uji kelayakan setiap hari hingga hari terakhir seleksi.
Kesepuluh calon pimpinan KPK yang mengikuti seleksi adalah:
- Agus Joko Pramono
- Ahmad Alamsyah Saragih
- Djoko Poerwanto
- Fitnah Rohcahyanto
- Ibnu Basuki Widodo
- Ida Budhiati
- Johanis Tanak
- Michael Rolandi Cesnanta Brata
- Poengky Indarti
- Setyo Budiyanto
Sementara itu, kesepuluh calon anggota Dewan Pengawas KPK yang mengikuti seleksi adalah:
- Benny Jozua Mamoto
- Chisca Mirawati
- Elly Fariani
- Gusrizal
- Hamdi Hassyarbaini
- Heru Kreshna Reza
- Iskandar MZ
- Mirwazi
- Sumpeno
- Wisnu Baroto
Proses seleksi ini diharapkan dapat menghasilkan pimpinan KPK yang memiliki integritas tinggi, komitmen yang kuat terhadap pemberantasan korupsi, serta mampu memulihkan kepercayaan publik terhadap lembaga antirasuah tersebut. Dengan berbagai tantangan yang dihadapi KPK, khususnya terkait isu integritas dan kepercayaan publik, diharapkan pimpinan baru dapat membawa perubahan positif dan meningkatkan efektivitas KPK dalam menjalankan mandatnya.
Poengky Indarti dalam paparannya menyampaikan bahwa KPK membutuhkan reformasi di berbagai lini, termasuk penguatan integritas internal dan peningkatan transparansi dalam proses penegakan hukum. Menurutnya, kepercayaan publik hanya bisa diraih kembali apabila KPK mampu menunjukkan kinerja yang konsisten dalam memberantas korupsi tanpa pandang bulu dan memastikan bahwa kasus-kasus korupsi ditangani dengan profesionalisme yang tinggi. Dengan demikian, KPK diharapkan dapat kembali menjadi lembaga yang dipercaya dan diandalkan oleh masyarakat Indonesia dalam upaya pemberantasan korupsi.