
Tuban Pos – Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Ribka Haluk menegaskan kembali pentingnya perhatian terhadap masalah stunting dan gizi buruk yang masih menjadi tantangan serius di Indonesia. Dalam kunjungannya ke Sekolah Dasar (SD) YPPGI Napua di Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, Senin (18/11/2024), Ribka mengungkapkan bahwa stunting tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik anak, tetapi juga dapat memengaruhi perkembangan kognitif dan kecerdasan intelektual (IQ) mereka. Stunting, yang disebabkan oleh kekurangan gizi pada anak-anak, berisiko menurunkan IQ anak-anak hingga 11 poin lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak yang mendapatkan asupan gizi yang baik.
Ribka menegaskan bahwa masalah stunting dan gizi buruk ini harus menjadi perhatian serius dari semua pihak, mengingat dampaknya yang dapat merugikan masa depan anak-anak. Kondisi ini, jika tidak segera ditangani, akan mempengaruhi kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia di masa depan. “Jika dibiarkan, stunting dapat menghambat potensi anak-anak kita untuk berkembang secara optimal, baik secara fisik maupun intelektual,” kata Ribka saat memberikan sambutan di SD YPPGI Napua.
Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi stunting di Indonesia masih cukup tinggi, yakni mencapai 21,5 persen. Selain itu, masalah Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil juga masih menjadi persoalan besar dengan angka mencapai 16,9 persen. KEK, yang merujuk pada kekurangan energi dalam jangka panjang selama kehamilan, dapat berakibat fatal bagi kesehatan ibu dan janin. Oleh karena itu, penanganan yang cepat dan tepat sangat dibutuhkan untuk mencegah dampak jangka panjang yang merugikan kesehatan masyarakat, terutama di daerah-daerah seperti Papua Pegunungan.
“Jika masalah stunting dan KEK tidak segera diatasi, kita akan kesulitan menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan produktif. Ini juga akan memengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat Indonesia, terutama di wilayah Papua Pegunungan,” ujar Ribka. Selain itu, Ribka juga menambahkan bahwa keberhasilan dalam mengatasi masalah stunting akan menjadi kunci untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera dan berdaya saing di tingkat global.
Dalam kesempatan yang sama, Ribka juga mengingatkan tentang pentingnya implementasi program Asta Cita yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto. Program ini bertujuan untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat, sejahtera, adil, dan makmur melalui delapan cita-cita utama, yang mencakup antara lain pembangunan SDM yang unggul, pemerataan akses pendidikan dan kesehatan, serta penguatan ketahanan pangan dan energi di seluruh Indonesia. Salah satu poin utama dalam program Asta Cita adalah pemberian makanan bergizi gratis kepada anak-anak, ibu hamil, dan kelompok rentan lainnya.
Ribka menekankan bahwa program ini harus diimplementasikan secara efektif di tingkat pemerintah daerah (Pemda), mulai dari Sabang hingga Merauke, untuk mempercepat perbaikan status gizi masyarakat. Ia berharap dengan adanya program makan bergizi gratis, lebih banyak anak-anak dan ibu hamil yang akan mendapatkan akses terhadap gizi yang diperlukan untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.
Sebagai bagian dari rangkaian kunjungan kerjanya, Ribka juga membagikan makanan bergizi gratis kepada seluruh siswa SD YPPGI Napua, yang merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan status gizi anak-anak di daerah tersebut. “Kami berharap dengan adanya program pemberian makanan bergizi ini, anak-anak di wilayah Papua Pegunungan dapat memperoleh asupan gizi yang cukup, sehingga mereka dapat tumbuh dengan sehat dan memiliki kesempatan yang lebih baik untuk mencapai potensi terbaik mereka,” tuturnya.
Ribka berharap, melalui program ini, status gizi dan kesehatan anak-anak di wilayah Papua Pegunungan dapat meningkat, dan dengan demikian, mendukung pencapaian Indonesia Emas 2045. “Kita semua harus bekerja sama untuk memastikan bahwa generasi mendatang tumbuh dengan gizi yang baik, karena itu adalah investasi terbesar bagi masa depan bangsa,” katanya.